Selasa, 04 Agustus 2015

HISTORY WILL BE INSPIRE



WHO IS ANGGIA NURFADILAH KURNIAWAN?
I AM NOT I WAS, I WAS NOT I AM





Aku percaya bahwa bumi itu berotasi, begitupun nasib, bahkan karakterpun bisa berubah-ubah. Ko? Ya, karena aku merasakan sendiri setiap fase aku berubah ‘believe or not’. Alangkah lebih baik, kita bisa mengubah dan memperbaiki diri kepada jalur yang lebih baik.

Dan sekarang aku mau cerita nih, gimana sih aku yang dulu itu? Sehingga aku sangat bisa merasakan perubahannya? Oke kita mulai dari sejak SD ya...

Dulu aku termasuk anak yang bandel, bahkan cowok di SD pernah manggil aku ‘jeger’. Tapi anehnya selama enam tahun aku diamanati teman dan guru sebagai ketua kelas. Dulu pernah dihukum gara-gara gak masuk kelas karena nongkrong di warung. Ini hal yang paling memalukan, karena orang tuaku dua-duanya seorang guru. Ditambah aku dulu bisa dikatakan perempuan tomboy. Dimulai dari hobi, kolesian, nyampe style udah kayak cowok banget deh. Paling inget, pelajaran yang paling aku gak suka semasa SD itu Bahasa Inggris. Wedan, tiap pelajarannya aku suka duduk paling belakang (ngobrol) kalau engga ya gak masuk kelas. Hobi kalau di kelas lagi gak ada guru, pasti aku ajak temen-temen cowok buat main bola. Pernah waktu itu ketika main bola, ada temen aku yang tendangannya kenceng banget nyampe mecahin kaca kelas #mampus! . Aku ketua kelasnya dipanggil ke ruang guru “dimarahin keras”. Tapi jangan salah alhamdulillah untuk prestasi semasa SD itu menggairahkan ku, untuk selalu semangat dan tekun dalam belajar. Dan juga serunya semasa SD itu bukan main, pasti aja kalau pulang sekolah ke kebun teh ataupun ke kebun temen untuk main bareng di sana ataupun bantu orang kerja di kebun, karena kebetulan lokasiku tepat di kaki gunung Papandayan yang tentunya pergaulan disana bersama alam asri dan alami. Kalau engga kita main ke sungai, berenang lepas sambil menikmati alam. Apalagi SD kan lagi zamannya “Cinta Monyet” hahahaha #apaansih!!! . Ntar deh aku ceritain di next story ...

Mulai beranjak nih ke SMP, disini aku mulai kehidupan baru “Mesantren Tjoyyy”. Sebenernya, sifat-sifat pas SD masih kebawa-bawa. Belum sepenuhnya aku mandiri, malahan pernah nangis gara-gara pengen pulang. Lumayan jarak dari rumah ke Pesantren itu jauh. Ya between Tasikmalaya and West Garut lah jadi takut buat kabur. Nama sekolahku “Amanah Islamic Boarding School” enough. Masa SMP ini jamannya caper “Cari Perhatian” ini cara jitu dideketin sama temen-temen. Tapi, kadang-kadang nihil malah bikin temen-temen jadi illfeel. Kelas 1-2 SMP itu lebih ke pembentukan karakter untuk pertemanan. Nah, pas fase ini aku termasuk orang yang takut melanggar peraturan. Ada sebab yang bikin aku kayak itu wich is “The Queen” OOW. Pake kerudung merah karena melanggar, masih kelas 1 SMP lagi, di tambah langsung 2 kerudungnya jadi plus-plus wich is KEAMANAN dan BAHASA, nah dimulai dari sana aku berfikir keras sampe ingin berubah untuk lebih baik lagi. 18 derajat aku berubah gara-gara itu, pokoknya jadi sering belajar dari kesalahan. Nah kalo kelas 3 SMP beda lagi, karena kekangan-kekangan sebelumya dan kelas 3 itu di beri kebebasan, untuk persiapan UN juga. Diibaratkan “maung kencar tina kandangna” yang asalnya taat jadi saat. Tapi tetep aja aku selalu ragu dalam melakukan itu, selalu aja keringet dingin keluar secara tiba-tiba. Hasilnya, nilai turun jeblog L, okelah dari sini aku petik hikmahnya kalau “hal negatif menyebabkan kenegatifan dan begitupun sebaliknya”.

Ini dia masa putih abu (masih mesantren), benar-benar buka lembaran baru. Hidup dengan segudang cita-cita yang membuatku semangat hidup. Ini dia kehidupan yang jauh berbeda dari sebelumnya. Seakan-akan 360 derajat berubah drastis. Entah apa yang yang membuatku seperti ini. Setidaknya dari cover saja aku berbeda, orang bilang aku si tomboy pensiun, karena dilihat dari perubahanku. Ternyata yang lebih mencengangkan, aku dipercaya untuk menjabat sebagai ketua umum organisasi IPM atau “Ikatan Pelajar Muhammadiyah” selama2,5 priode. Pernah dulu pas SMP ikut organisasi, tapi itupun jadi anggota advokasi yang bener-bener pasif. Takut untuk ngomong didepan, kurang dalam berbahasa asing, bahkan kadang berinteraksi dengan selain temen itu canggung atau malu. Tapi, paling engga aku pernah jadi ketua kelas pas kelas 3 SMP. Itu pun dipilih karena zaman kelas 3 itu, zaman gak baleg jadi milih ketua kelaspun abal-abal.  Tapi semua kuterjang dengan kemampuanku untuk membuktikkan bahwa aku adalah sesosok penakluk mimpi dan dunia. Sudahlah itu masa lalu, yang tak bisa aku lupakan. Aku sangat bersyukur sekali dengan semua yag telah mengAnugerahiku sehingga lebih baik lagi.

DIPAKSA, TERPAKSA, TERBIASA, BISA, LUARBIASA!!!

Yang penting, dari masa lalu yang seperti itu bisa menghebatkanku di masa depan. Karena dari sanalah aku bisa bangkit dan memulai hidup yang lebih baik. Semoga para great readers pun terinspirasi dengan cerita singkatku ini J fighting!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar