Jangan
Pernah Engkau Lupakan Daku
‘Candi
Borobudur’
Kian lama tak ku dengar nama borobudur berada pada posisi keajaiban dunia. Apakah aku telah dilupakan Negeri ? bahkan dunia ?. Padahal
aku adalah salah satu monumen buddha terbesar di dunia dan termasuk situs
warisan dunia. Teringat ketika waktu dulu aku pernah diterlantarkan, aku
tersembunyi dan terlantar selama berabad-abad terkubur dibawah lapisan tanah
dan debu vulkanik yang kemudian ditumbuhi pohon dan semak belukar sehingga aku
kala itu benar-benar menyerupai bukit. Aku tak mau sampai seperti itu lagi,
orang-orang melupakanku hingga aku tenggelam dan hilang.
Bagi engkau yang belum mengenalku, wahai generasi muda.
Namaku candi borobudur sebuah candi buddha yang terletak di borobudur,
magelang, jawa tengah, Indonesia. Aku memiliki koleksi relief buddha terlengkap
dan terbanyak di dunia. Dengan enam teras berbentuk bujur sangkar yang
diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi 2.672
panel relief dan aslinya terdapat 504 arca buddha, 72 stupa berlubang yang
didalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila. Biasanya aku dipakai untuk
berziarah karena orang-orang menyebutku sebagai monumen dengan model alam
semesta dan dibangun untuk memuliakan buddha.
Aku terbangun oleh otot yang kuat, semangat yang berkobar,
dan keringat yang bercucuran. Kalau bukan mereka sang nenek moyang yang membangunku,
lalu siapa lagi ?. Tak mungkin aku sekarang menjadi mahakarya bersejarah di
dunia, kalau bukan karena mereka. Hargailah dan jagalah diriku. jangan sampai
orang lain mengambil bagian dariku. Ingatkah ketika jaman penjajahan? Engkau
membiarkan bagian dariku dicuri orang asing, bahkan ada bagian dariku yang
disimpan di museum asing, bukan di Negeri ini.
Bangsa Indonesia dikenal dengan kearifan lokal. Memiliki toleransi
dan kebersamaan yang sangat tinggi. Tanpa disadari, ternyata Nenek moyang
mewarisi kekayaan jati diri yaitu kearifan lokal. Maka ketika ketidak jelasan
timbul mengenai candi lara jonggrang di prambanan, candi megah yang dipercaya
dibangun oleh rakai pikatan sebagai jawaban wangsa sanjaya untuk menyaingi
kemegahan borobudur milik wangsa syailendra. Padahal tidak, terdapat suasana
toleransi dan kebersamaan yang penuh kedamaian antara kedua wangsa ini.
Entahlah bagi generasi muda sekarang , kearifan lokal itu masih mendarah daging
atau malah memudar ?
Banyak orang yang sering mengunjungiku, ternyata kini
akulah menjadi objek wisata tunggal yang paling banyak dikunjungi di Indonesia,
baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara. karena setiap tahunnya selalu
meningkat 80% hingga 2,5 juta pengunjung per-tahun. Tetapi yang aku harapkan,
kau para pengunjung jangan sampai merusakku, karena aku sang kekayaan Negeri.
Nenek moyang Indonesia memiliki potensi aritektur yang
sangat tinggi. Dan aku merupakan mahakarya seni rupa buddha Indonesia, sebagai
contoh puncak pencapaian keselarasan teknik arsitektur dan estetika seni rupa
budha di Jawa. Buktinya, ketika gempa berkekuatan 6,2 skala mengguncang pesisir
selatan jawa tengah. Bencana alam ini menghancurkan kawasan dengan korban
terbanyak di Yogyakarta. Akan tetapi aku, Borobudur tetap utuh. Sungguh menakjubkan,
padahal aku hanya terbangun dari tumpukan batu tanpa semen. Aku dibangun dengan
sekitar 55.000 meter kubik batu andesit yang dipotong dalam ukuran tertentu dan
disatukan tanpa menggunakan semen sama sekali, tetapi menggunakan sistem
interlock (saling kunci).
Tidak mungkin orang membangun tanpa nilai dan arti,
begitupun aku. Setiap relief candi secara singakat bermakna, karmawibhangga
(gambaran kehidupan), Lalitawustara (gambaran riwayat sang buddha), Jataka dan
Awadana (penonjolan perbuatan baik), Gandawyuha (cerita sudhana yang tak kenal
lelah untuk mencari kebenaran). Relief dan pola hias di candiku bergaya
naturalis dengan proporsi yang ideal dan selera estetik yang halus.
Relief-relief inipun menerapkan disiplin senirupa India, seperti berbagai sikap
tubuh yang memiliki makna atau nilai estestis tertentu. Dan aku, tak ubahnya
bagaikan kitab yang merekam berbagai aspek kehidupan masyarakat kuno. Seperti
relief yang menampilkan gambar, seperti sosok manusia baik bangsawan, rakyat
jelta, atau pertapa, aneka tumbuhan dan hewan, serta menampilkan bentuk
bangunan vernakular tradisional Nusantara.
Pencapaian estestika dan keahlian teknik arsitektur yang
ditampilkan olehku, serta ukurannya yang luar biasa, menjadi bukti keagungan masa
lalu, dan telah membangkitkan kebanggaan bagi bangsa Indonesia dan juga menjadi
simbol yang kuat bagi Indonesia sebagai saksi kejayaan masa lalu. Dan engkau
wahai generasi muda, berkaryalah untuk Negeri, jagalah kekayaan dari Negeri,
karena engkau terlahir oleh Negeri. Maka karyalah yang pada akhirnya akan
berbicara.
#bukticinta_blog #loveorlost